Viral! Agus from Surabaya Kumpulkan 380 Juta untuk Proyek Energi Terbarukan Desa

Merek: Kambojabet
Rp. 1.000
Rp. 100.000 -99%
Kuantitas

Di tengah maraknya isu krisis energi dan ketergantungan pada sumber daya fosil, muncul kabar menggembirakan dari Surabaya. Seorang pemuda bernama Agus berhasil menggalang dana sebesar Rp380 juta untuk membangun proyek energi terbarukan di sebuah desa terpencil di Jawa Timur. Aksinya viral di media sosial karena bukan hanya membawa cahaya ke tempat yang gelap, tapi juga harapan baru bagi ratusan warga yang selama ini hidup tanpa akses listrik yang layak.

Berawal dari Kunjungan ke Desa Tanpa Listrik

Agus pertama kali menginjakkan kaki di Desa Ngadas saat mengikuti program pengabdian masyarakat dari kampusnya. Ia terkejut melihat bahwa beberapa dusun masih bergantung pada lampu minyak dan genset berbahan bakar solar yang boros dan mahal. Saat malam tiba, suara jangkrik lebih nyaring dari cahaya lampu. "Saya nggak habis pikir, tahun segini masih ada warga yang masak dan belajar dalam gelap," ujarnya.

Kutipan Agus: "Energi Bukan Kemewahan. Itu Hak Dasar"

Tergerak oleh kondisi itu, Agus memulai kampanye digital sederhana dengan tagar #CahayaUntukNgadas. Dalam video berdurasi satu menit, ia merekam suasana malam yang gelap gulita, wajah anak-anak yang belajar dengan cahaya lilin, dan cerita warga yang harus jalan kaki 7 km hanya untuk mengisi daya ponsel di kota. "Mereka nggak minta bantuan. Mereka cuma butuh solusi," katanya dalam video yang kemudian viral.

Rp380 Juta Terkumpul dalam 30 Hari

Kampanye itu menyebar luas di Instagram, TikTok, dan Twitter. Dalam waktu 30 hari, donasi mengalir dari berbagai penjuru-mulai dari mahasiswa, pekerja, hingga komunitas pecinta lingkungan. Beberapa pengusaha lokal bahkan ikut menyumbang secara anonim. Uang yang terkumpul digunakan untuk membeli panel surya, inverter, baterai penyimpanan, serta perangkat instalasi untuk 48 rumah dan fasilitas umum desa.

Proyek "Cahaya Untuk Ngadas" Resmi Dimulai

Agus tidak bekerja sendiri. Ia menggandeng mahasiswa teknik elektro, teknisi lokal, dan warga desa. Bersama-sama, mereka membangun sistem listrik berbasis tenaga surya yang ramah lingkungan dan tahan lama. Prioritas pertama adalah Puskesmas, sekolah, dan balai desa. Setelah itu, barulah instalasi dilakukan ke rumah-rumah warga dengan sistem bergilir dan adil.

Dampak Langsung: Sekolah Malam, UMKM Bangkit

Hanya dua minggu setelah sistem aktif, perubahan mulai terasa. Sekolah dasar bisa buka kelas tambahan malam hari. Ibu-ibu bisa memproduksi keripik dan jajanan tanpa takut gelap. Beberapa pemuda desa mulai merintis usaha percetakan dan servis ponsel. Anak-anak tak lagi harus memilih antara tidur lebih awal atau belajar di bawah nyala lilin.

Dukungan Pemerintah dan Komunitas Energi Hijau

Inisiatif Agus mendapat apresiasi dari Dinas ESDM Jawa Timur serta komunitas energi terbarukan nasional. Mereka menawarkan dukungan teknis dan potensi pengembangan proyek serupa di desa-desa lain. Agus kini tengah menyusun blueprint untuk model replikasi skala kecil yang bisa diterapkan dengan biaya efisien di wilayah pegunungan lainnya.

Dari Cahaya Kecil ke Gerakan Nasional

Kisah Agus membuktikan bahwa satu langkah kecil bisa memicu gerakan besar. Dari satu video sederhana dan keinginan tulus, lahirlah cahaya yang bukan hanya menerangi rumah-rumah, tapi juga masa depan. Proyek "Cahaya Untuk Ngadas" kini bukan lagi milik Agus seorang-melainkan simbol bahwa masa depan bisa dibangun, satu panel surya, satu rumah, dan satu hati yang peduli dalam satu waktu.

@Kambojabet