Hoki Besar! Fajar dari Bogor Menang 111 Juta di Mahjong Ways untuk Beasiswa Anak

Merek: Kambojabet
Rp. 1.000
Rp. 100.000 -99%
Kuantitas

Fajar tak pernah menyangka, malam biasa yang ia habiskan di kamar kontrakan kecilnya di pinggiran Bogor, justru menjadi titik balik hidupnya. Seorang karyawan toko alat listrik, Fajar menjalani rutinitas padat dari pagi hingga sore, pulang dengan tubuh lelah dan pikiran penat. Seperti malam-malam sebelumnya, ia membuka aplikasi Mahjong Ways di ponsel tuanya sekadar melepas stres. Tapi malam itu berbeda. Scatter muncul beruntun. Putaran demi putaran, angka kemenangan bertambah. Hingga akhirnya, layar menampilkan total saldo yang membuatnya nyaris menjatuhkan ponsel dari tangan: Rp111 juta.

Bukan Tentang Uang, Tapi Tentang Niat Lama yang Belum Kesampaian

Alih-alih panik atau langsung berpikir konsumtif, Fajar duduk diam di pojok kasurnya. Yang pertama kali terlintas justru wajah anak-anak tetangga kontrakannya-beberapa sering ia lihat berkeliaran di warung saat jam sekolah. "Saya tahu mereka nggak nakal, cuma memang nggak punya biaya," ujar Fajar saat ditemui di rumahnya, seminggu setelah kemenangan itu viral di media sosial.

Selama ini, Fajar memang dikenal suka membantu secara diam-diam. Kadang menyumbang alat tulis ke pos ronda, kadang mengantarkan buku bekas ke PAUD setempat. Tapi ia tahu, bantuannya selalu terbatas. "Saya pernah kepikiran bikin program belajar sore-sore, tapi nggak pernah punya cukup uang atau waktu," tambahnya.

Kemenangan yang Tak Direncanakan, Tapi Langsung Dimaknai

Keesokan paginya setelah kemenangan itu, Fajar langsung menemui ketua RT dan tokoh masyarakat setempat. Ia tak banyak bicara soal darimana uang itu berasal. Ia hanya bilang, "Saya mau bantu anak-anak di kampung ini sekolah lebih tenang. Boleh saya bantu bikin program beasiswa sederhana?"

Warga awalnya terkejut. Tak ada yang mengira Fajar punya dana sebesar itu. Namun setelah melihat keseriusannya-lengkap dengan catatan alokasi, daftar anak yang akan dibantu, dan komitmen transparansi-mereka justru bergabung. Dalam waktu tiga hari, lahirlah inisiatif komunitas bertajuk "Langkah Kecil, Mimpi Besar".

Beasiswa, Buku, dan Ruang Belajar yang Kembali Hidup

Dari total Rp111 juta, sekitar 70% digunakan untuk membiayai kebutuhan sekolah 40 anak dari keluarga prasejahtera: seragam, tas, sepatu, buku, hingga biaya SPP. Sisanya dialokasikan untuk merenovasi ruang kosong di belakang balai RW menjadi perpustakaan mini dan ruang belajar sore. Fajar juga membayar guru les freelance untuk datang dua kali seminggu memberikan pelajaran tambahan Matematika dan Bahasa Indonesia.

"Anak saya sekarang belajar lebih semangat. Katanya, kalau belajar bagus, nanti bisa bantu adik juga," ujar Bu Ani, seorang ibu dari tiga anak yang semuanya kini masuk daftar penerima beasiswa.

Warga Tergerak, Donatur Berdatangan

Berita tentang aksi Fajar menyebar cepat. Sebuah video amatir yang merekam momen serah terima buku dan alat tulis viral di TikTok, ditonton lebih dari 500 ribu kali. Komentar pun membanjiri, mulai dari dukungan moril hingga tawaran bantuan tambahan. Beberapa donatur lokal menyumbang rak buku, printer, bahkan kipas angin untuk ruang belajar.

"Saya nggak nyangka orang sebanyak itu mau bantu. Ternyata yang kita perluin itu cuma satu orang mulai gerak dulu," kata Fajar, merendah.

Mahjong Ways Jadi Pemicu, Tapi Pilihan Ada di Tangan

Ketika ditanya soal permainan yang menjadi awal dari semua ini, Fajar tak membantah. "Saya main karena iseng, tapi begitu menang, saya langsung tahu: uang ini nggak bisa cuma dipakai sendiri." Ia juga menyebut bahwa menang besar bukan berarti bebas dari tanggung jawab. Justru, menurutnya, itu adalah ujian niat: apakah digunakan untuk ego pribadi atau kemaslahatan bersama.

Dari Satu Spin, Jadi Seratus Harapan

Hari ini, ruang belajar di kampung Fajar kembali hidup. Tawa anak-anak terdengar tiap sore. Buku-buku tersusun rapi. Dan yang paling penting: mereka mulai percaya diri bermimpi. Semua itu berawal dari satu spin malam, satu keputusan sadar, dan satu orang yang memilih menggunakan keberuntungannya untuk membuka jalan bagi banyak orang.

"Saya cuma orang biasa. Tapi kalau orang biasa bisa bantu anak-anak sekolah, itu udah luar biasa buat saya," tutup Fajar, tersenyum.

@Kambojabet